Katanya Macan Asia, tapi...



Penduduk langit tak berhenti murka, musibah yang diderita bumi seakan tak ada habisnya, ditengah keadaan Negeri yang tidak baik - baik saja selalu ada saja hal yang bisa membuat tensi darah tinggi dan mata hati ingin menangis, musim yang basah Negeri yang penuh tumpah darah, bukan masalah baru sebenarnya tapi entah mengapa seakan tidak ada niatan untuk mengatasinya dengan cepat, mulai dari masalah sampah plastik di Ibukota, hingga macetnya lalu lintas yang macet juga upanya penanganannya.

Entahlah, kita selaku rakyat yang salah pilih pemimpin atau memang kitanya sendiri yang tak mau dipimpin, ada masalah dikit protesnya ke pemerintahan yang selaku dewan perwakilan rakyat, kalau semua para pemimpin kita salahkan lalu siapa yang benar?, argh.. aku tak mengerti hal ini, bukan aku tak peduli tapi terkadang saat aku ingin mempelajarinya semua diam membisu, ya aku tau mereka tidak mengerti juga, tetapi mau sampai kapan kita tidak tau dengan keadaan Negerinya sendiri, pelajaran untuk mencintai Bangsanya sendiri pun hampir tidak ada di sekolah, ya jangan heran kalau sudah menjadi wakil rakyat malah korupsi.

Mereka memang pintar sebelum menjadi dewan mereka lulusan perguruan tinggi, tetapi apakah itu menjamin untuk mencintai Negerinya sendiri, mereka justru kalah dengan Guru honorer di Sekolah pelosok di pulau - pulau terpencil yang mengabdi dengan sepenuh hati untuk mencerdaskan para penerus generasi Bangsa, soal gaji jangan ditanya berapa, tentunya hanya cukup untuk keperluan sehari - harinya bahkan malah tidak cukup, tapi soal pahala mereka jauh lebih tinggi.

Mungkin merdeka hanyalah mitos atau memang belum saatnya tapi itu kapan?, kita seakan dijajah oleh Negeri kita sendiri, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, laut dikeruk hutan digunduli, katanya untuk pembangunan Negeri lebih baik tetapi justru malah mereka yang menerima benefit, harga kebutuhan pangan justru semakin dinaikkan sedang hak rakyat tidak diberikan, rakyat sengsara mereka justru tak ingat, siapa yang menggaji mereka, bukahkah katanya semua dari rakyat?, kesejahteran dan keadilan apakah itu hanya sekedar bualan untuk menyenangkan hati rakyat?.

Bukankah Negeri kita ini identik dengan gotong royong tetapi kemanakah pemerintah saat rakyat minta tolong?, hutan kebakaran seakan hanya dijadikan candaan "Paling ntar padam sendiri", lalu duduk santai saja di kantor ber Ac, apakah Negeri ini sudah kehilangan identitasnya atau memang tak pernah mengenal tentang Negerinya, katanya macan Asia tapi kok.. Ah sudahlah...

Postingan terkait:

12 Tanggapan untuk "Katanya Macan Asia, tapi..."

  1. Kesejahteraan belum bisa dirasakan oleh semua rakyat

    BalasHapus
  2. Mungkin alam mulai bosan,
    bersahabat dg kita ....

    BalasHapus
  3. Sudah saatnya pemurniat jagad raya. Tangan Tuhan sendiri yang bertindak. siapkah kita?

    BalasHapus
  4. Jadi menambah penghayatan terhadap lagu yang saya dengar pas lagi nyetir:"pollution, solution. Government just make it worse"

    BalasHapus
  5. Mari kita suarakan lebih keras, supaya mereka mau dengar

    BalasHapus
  6. Semoga lekas berlalu ya, agar kita bebas bernafas lg.

    BalasHapus

Gunakan bahasa yang sopan, Anda sopan saya segan!
Mohon untuk tidak promo, kalau komentar Anda sesuai dengan isi postingan pasti saya kunjungi balik! Jangan spam!