Dari Insecure ke Inspirasi: Bagaimana Menulis Mengubah Hidup Yuvina Zaharany
Belajar akan terasa membosankan jika hanya mengandalkan teori saja, maka dari itu kita harus punya mentor atau guru, karena kita cenderung belajar dari bagaimana akhlak guru kita, dari cara berpikir, cara berbicara, cara duduk, cara berjalan bahkan cara makannya. Kita adalah makhluk yang Allah desain untuk meniru dan mencontoh, maka jangan heran anak bayi lebih cepat bisa berbicara karena mencontoh orang di sekelilingnya padahal tidak pernah di ajari.
Alhamdulillah, tulisan kali ini saya diberikan kesempatan yang sangat berharga untuk bisa belajar dari seseorang yang sama dengan saya; bertumbuh dan berkembang lewat menulis, dan saya rasa Beliau jauh lebih konsisten dan sudah memiliki banyak karya ketimbang saya.
Siapa Dia?
Namanya adalah mbak Yuvina Zaharany, lahir dan besar di sebuah kota yang memiliki julukan "Kota Tapis Berseri", bisa menebak kota mana?, ya, Kota Bandar Lampung. Aktif dan serius menulis sejak tahun 2019, berawal menulis qoutes di instagram hingga menulis di blog pribadinya nengvina.com.
Pengangguran Tetap Harus Produktif
Itu adalah prinsip hidupnya, karena Ia tidak bekerja, namun aktif di komunitas online, seperti di ODOP (One Day Post) menjadi PJ di beberapa program seperti OPREC ODOP, OTM, dan RWC, emang apa arti dari singkatan itu?, nah nanti bisa tanya langsung ke orangnya ya, lewat akun instagramnya @yuvinazaharany_, hehe..
Kenapa Memilih Menulis?
Mbak Vina bercerita awalnya karena Ia merasa insecure karena tidak bisa kuliah seperti teman- temannya yang bahkan sudah wisuda dan punya pekerjaan tetap, keresahannya menjadi semakin berat diperparah oleh kondisi ekonominya yang merosot, Ia merasa tidak percaya diri karena tidak punya sesuatu yang bisa ia banggakan dari dirinya sendiri.
Merasa menyesal karena tidak bisa lanjut kuliah, ia pun mencari cara untuk menjadi seorang perempuan yang punya "value", ia mengubah cara berpikirnya, "Enggak apa - apa kok enggak punya gelar sarjana seperti teman - teman yang lain, kamu bisa belajar dari mana pun kok".
Menulis Membuatnya Berkembang
Ia menyadari bahwa keputusannya untuk menulis dan terjun di Dunia kepenulisan adalah keputusan yang sangat tepat, karena menulis menjadi life changing, sangat berperan dalam titik balik kehidupannya.
Menulis bisa memunculkan potensi lain dari dirinya, dan menulis menyadarkannya atas kesalahan yang terjadi di masa lalu.
Sejak bergabung di komunitas menulis dan konsisten menulis di blog. Ia tidak hanya dapat teman baru tapi hal itu juga berhasil membuat rasa percaya diri dan harga dirinya meningkat. Sehingga belajar public speaking, ia sering mengajukan diri untuk jadi moderator dan MC, dan ia senang melakukannya.
"Saya bersyukur di tengah-tengah serangan rasa tidak percaya diri. Saya justru menyadari potensiku menulis. Kesadaran itu membawa saya ke Dunia kepenulisan sejak 2019 sampai saat ini. Menulis bisa dibilang perantara penyelamat kehidupan saya. Kalau saya waktu itu tidak nulis bisa kena mental, entah depresi atau gangguan mental lainnya.", ungkapnya.
Penyesalan Masa Lalu
Dia menghela nafas sebentar dan lanjut bercerita, "Menulis juga membuat saya tersadar dengan sesuatu di masa lalu. Jadi Ibu saya dulu sering sakit - sakitan, suka teriak - teriak, dan ngomong tidak jelas. Saya tidak menyadari kondisi apa yang di alami Ibu saya. Pas nulis di blog saya sering riset soal psikologi dan mental, saya baru sadar kalau Ibu saya depresi dan stres karena 'badai masalah' dalam keluarga. Saya sangat menyesal baru tau akhir - akhir ini, soalnya Ibuku sudah meninggal dari tahun 2016".
"Maka dari itu menulis adalah perjalanan yang sangat personal bagi saya, menulis mengubah cara saya berpikir dan bersikap, saya belajar untuk memandang hidup dari sudut pandang yang lain", lanjutnya.
Seberapa Penting Punya Skill Menulis?
Menurutnya keterampilan menulis dalam jenjang karir itu sangat penting, apalagi di era digital sekarang, hampir semua profesi butuh skill menulis.
Dia menegaskan bahwa, "Skill menulis itu bukan hanya bagaimana cara menulis yang baik dan benar, namun skill menulis juga bisa dibilang seni menyampaikan pesan atau mengekspresikan sesuatu".
Ia memberi contoh seperti promosi suatu brand yang butuh skill copywriting dan content writing, menulis baginya juga butuh yang namanya menyentuh psikologi audiens agar apa yang kita jual atau promosikan bisa relevan dengan audiens.
Seorang Penulis Harus Peka dan Jujur
"Benar, seorang Penulis harus peka dan jujur, kalau Raditya Dika bilang kan, kita harus jujur dalam menulis (keresahan dalam diri), ketika yang di sampaikan itu jujur, pembaca akan menerima sinyal kejujuran itu", jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa tujuan kepekaan dalam menulis itu agar tulisan kita relevan dengan pembaca dan bisa di sesuaikan dengan target audiens kita, kepekaan juga bisa membuat tulisan kita menyentuh pembaca.
Baginya seorang Penulis harus peka terhadapa kondisi lingkungan di sekitarnya baik di Dunia Nyata maupun Dunia Maya, karena hal itu akan sangat membantu dalam mencari ide dan inspirasi menulis.
Ia tidak setuju kalau seorang Penulis di tuntut untuk kritis, ia lebih setuju kalau seorang Penulis harus memiliki rasa penasaran dan rasa ingin tau yang tinggi, sehingga pengetahuan dan wawasannya luas.
"Aku setuju kalau menulis keresahan itu bakal relevan dengan pembaca, soalnya pembaca paling suka dengan tulisan yang bisa ngertiin perasaan dia, Kayak 'ih, ini gue banget'.", ungkapnya.
Pesan Untuk Para Penulis
Ia berpesan bahwa, "dari awal belajar menulis saya selalu di nasehati, kalau mau menjadi Penulis harus jadi pembaca, Penulis yang baik adalah pembaca yang baik, kalau mau dikenal sebagai Penulis, ya harus rajin menulis, enggak mesti setiap hari, yang terpenting setiap minggu ada kegiatan menulis".
Closing Statement
Mbak Vina pun mengakhiri sesi sharingnya dengan saya, dengan memberikan pesan bahwa menulis itu ternyata menyehatkan secara mental dan pikiran. Ketika tidak ada satu orang pun yang mengerti dan memahami kita. kita bisa mengekspresikannya dengan menulis.
"Sesuai dengan pengalaman saya, bahwa menulis barang kali membuat kita lebih berdamai dengan masa lalu yang kelam. Bahkan berdamai dengan segala kondisi yang sedang kita hadapi maupun apa yang akan terjadi di masa depan. Kita pasti udah tidak asing lagi dengan kalimat selesai dengan diri sendiri. Menulis bisa jadi salah satu sarana untuk selesai dengan diri sendiri.", begitu ungkapnya.
Terima kasih! Aku bener-bener terhsru banget. Ini tulisannya bagus dan berasa 'hidup'. Sehat dan bahagia selalu, yaa, Kak Noer!
semangat terus buat kak yuvina zaharany dan semua para penulis.
Subhanallah alhamdulillah, bener-bener writing for healing ya. Menulis bisa mengurai luka batin dan membuat hidup jadi lebih hidup.
Kemauan, tekad yang kuatlah yang membuat seseorang itu berhasil, bukan hanya gelar.
Terharu banget sama perjuangan ka vina, dia bisa bangkit dan berkembang sampai saat ini karena menulis. Semoga terus sukses ka vina
Sangat menginspirasi, ternyata dari menulis kita mendapatkan banyak sekali manfaat. Manfaat untuk diri sendiri sebagai trauma healing, dan manfaat untuk orang lain untuk dijadikan sebuah pembelajaran.