Hidup dari Pengakuan, Ingat Kemampuan



Namanya Andi siswa yang bisa dibilang cukup baik di Sekolahnya selalu dapat nilai yang hampir tinggi namun baginya itu belum cukup dibandingkan dengan Alya yang selalu dapat juara kelas apalagi ditambah dengan Ibunya yang selalu memarahinya karena terlalu kecenderungan dengan game online, pernah suatu ketika Andi dapat nilai merah dan Ibunya memarahinya habis - habisan, padahal sebelum ujian Andi sudah belajar sesuai dengan kemampuanya tetapi tidak ada satupun pelajaran yang mampu ia pahami sebab itu ia bermain game online untuk menghilangkan jenuh.

Sejak saat itu Andi pun bertekad kuat untuk bisa membuat Ibunya senang, iapun memilih jalan lintas dengan menyontek jawaban milik Alya, tentu saja Alya mau sebab ia takut dengan si Andi yang selalu juara 1 Taek Wondo Se-Kabupaten mewakili sekolahnya apalagi ditambah dengan karakter Andi yang mudah emosional dan mengancam bila di aeukan kepada guru, Alya tak punya pilihan lain selain mengiyakan mau Andi. Singkat cerita Ibunyapun senang mengetahui nilai ujian Andi dan memuji Andi, Andi yang terlalu ingin diakui oleh Ibunya selalu melakukan hal yang sama saat ujian hingga akhirnya Anton teman sekelasnya tak tega melihat Alya terus diperlakukan seperti itu oleh Andi, Antonpun mengadukan hal itu kepada Pak Burhan guru bela diri Andi, Andipun dikeluarkan dari perguruan dan dilarang ikut perlombaan lagi dan divonis akan dikeluarkan dari Sekolahnya, Ibunya Andi pun sangat malu mengetahui hal itu.

Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah di atas kawan?.

Pertama, Andi tidak terus terang bahwa dia lebih pandai di bidang taek wondo dibanding pelajaran di Sekolahnya, sebab itu iya selalu dianggap anak bodoh oleh Ibunya.

Kedua, dia terlalu ingin diakui dan dipuji hingga melakukan cara apapun untuk itu tak terkecuali cara instan walaupun itu tindakan yang salah dan melanggar norma.

Ketiga, Andi merasa dia yang paling hebat dibanding teman - teman mengingat dirinya yang si Jagoan taek wondo se Se-Kabupaten, sebab itu dia dengan mudahnya mengancam Alya bila tidak memberinya contekan, sebab itu pula ia tidak terlalu memikirkan akibat apa yang akan dia terima daei tindakannya tersebut kelak.

Kita selaku manusia biasa pasti hidupnya butuh untuk diakui dan dipuji namun ingat lagi kapasitas diri kalau memang diluar batas kemampuan ya jangan diteruskan, layaknya Andi yang ingin diakui sebagai anak pintar di Sekolahnya padahal dia memang kurang menguasai hal itu, namun disisi lain dia justru lebih menonjol dibidang bela diri.

Dianggap hebat, keren, cerdas, tampan, cantik dan lain sebagainya itu memang positif dan baik untuk kita tetapi coba telaah lagi apakah kita memang mampu untuk mengemban gelar tersebut, bukannya jadi lebih baik justru itu akan jadi bumerang untuk menghancurkan kita secara perlahan.

Hidup bukan hanya untuk mencari pengakuan dari orang lain, yang kita cari justru pengakuan yang didapat dari diri sendiri, hidup yang bisa kita nikmati adalah hidup yang kita jalani dengan cara yang istimewa yaitu cara yang kita temukan sendiri dan tak peduli apapun komentar orang lain.
Jadi tetaplah hidup meskipun lingkungan menginginkan kita mati!.

Postingan terkait:

14 Tanggapan untuk "Hidup dari Pengakuan, Ingat Kemampuan"

  1. Hidup untuk pengakuan itu mengerikan ya Cak 😭🙏

    BalasHapus
  2. Hidup untuk pengakuan malah tidak punya jati diri 😢😢

    BalasHapus
  3. Hidup untuk pengakuan malah tidak punya jati diri 😢😢

    BalasHapus
  4. Hidup untuk pengakuan malah tidak punya jati diri 😢😢

    BalasHapus
  5. Si Andi kurang mendapatkan perlakuan humanistik dari orang tua nya sehingga kebutuhan psikologis yang seharusnya terpenuhi, didapatkan oleh Andi malah nihil atau kurang sebab itulah selain kerap merasa jenuh, kerap menghabiskan waktu dgn bermain game terus-menerus ditambah lagi karena takut akan dimarahi andi malah berbuat curang. Yang harus ditekankan di kasus ini ialah pendekatan antara anak dan org tua yg harus direkatkan lagi hal ini lebih penting, sebab kasus seperti ini pun dapat membuat seseorang yang mengalami nya akan perlahan terganggu kesehatan mental nya.

    BalasHapus
  6. Setiap manusia terlahir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi jangan samaratakan penilaian kita

    BalasHapus
  7. Lagi-lagi ini masalahnya Miss Communication antara orang tua dan anak.

    BalasHapus
  8. Bukan salah Andi sepenuhnya, tapi orang tuanya juga turut andil kenapa Andi jadi seperti itu. Orang tua menuntut sesuatu yang kurang dikuasai Andi, seharusnya tetap menghargai dan fokus mengembangkan potensi Andi. karena setiap anak itu memiliki kelebihan masing2.

    BalasHapus
  9. saya turut tepuk jidat. Mudah2an saya ga memaksakan hal-hal demikian yang terlalu rigid ke putra sulung saya.

    BalasHapus
  10. Orangtua dan sekitarnya itu berperan penting dalam pembentukan karaktar anak

    BalasHapus

Gunakan bahasa yang sopan, Anda sopan saya segan!
Mohon untuk tidak promo, kalau komentar Anda sesuai dengan isi postingan pasti saya kunjungi balik! Jangan spam!