Katanya Hidup Adalah Pilihan, Tapi Kenapa Berujung Penyesalan



Tak dikatakan hidup bila tak punya tujuan dan ketika kita memilih salah satu dari beberapa tujuan mengapa harus mundur bahkan berhenti ditengah jalan, bukankah tetap terus melangkah juga merupakan bentuk pilihan apapun keadaan yang harus dihadapi dimasa depan, bukan pilihannya yang salah atau kitanya yang tak mampu untuk mengembannya, tetapi kitanya yang tidak bisa meyakinkan diri sendiri bahwa kita memang bisa, bukankah kita percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin di Dunia ini.

Pernahkah terfikir saat kita masih SD dulu, bisa gak kira - kira lulus sampai SMA/SMK seperti sekarang, tentu tidak bukan?, tapi faktanya kita benar - benar bisa lulus walau dengan banyak lika - liku yang dihadapi, saat masih di bangku Sekolah kita sangat menikmati masa - masa itu hingga akhirnya lulus dengan perasaan bahagia, masalah sudah pasti ada tetapi bisa kita lupakan begitu saja, nikmati saja prosenya hingga kita lupa bahwa kita pernah berjuang untuk itu.

Manusia sekarang adalah manusia yang pandai berdalih pandai membuat alasan, mau salah jurusanlah, salah bidang pekerjaanlah, salah pilih pasanganlah, atau bahkan yang ekstrem salah dilahirkan di Indonesia, padahal kita sendiri tau dibalik itu Tuhan pasti punya rencana indah buat kita, lagian yang memilih pilihan itu adalah diri kita sendiri secara sadar pula, bukan pilihannya yang salah tapi otak kita yang tidak bisa memilah mana rasa malas dan mana tantangan yang harus dihadapi, justru kita memilih rasa malas, saat salah jurusan kalau memang merasa tak mampu ya belajar bukan mengeluh, otak kita memang ada batasnya tetapi apa salahnya di coba, sekali dua kali mungkin masih belum mempan tapi gimana kalau yang ketiga kalinya, bukankah kita tau bahwa untuk bisa menjadi kebiasan kita butuh waktu 21 hari berturut - turut.

Thomas Alva Edison berapa kali mengalami kegagalan, gimana kalau dia menyerah waktu itu apakah impiannya akan terwujud?, sudah pasti dia merasa takut diawal dan putus asa ingin menyerah tetapi ia tetap memilih untuk terus maju hingga akhirnya berhasil, untuk bisa mendapatkan lebih kita harus melakukan lebih.

Di kuyah dulu baru ditelan, dicoba dulu jangan langsung diambil kesimpulan, di coba aja belum sudah mau menyerah, untuk memasak mie instan aja butuh waktu apalagi impian yang besar, kuatkan mental impian besarmu bukan hanya sekedar mainan, nikmati prosesnya. Pilihan yang salah akan selamanya salah bila dianggap salah, tetapi coba diterima dan dipahami bisa jadi itu adalah pilihan yang tepat, jangan buat dirimu menyesal, pahami dulu, jalani dulu dan baru cintai hal itu. Tetap semangat!.

Postingan terkait:

17 Tanggapan untuk "Katanya Hidup Adalah Pilihan, Tapi Kenapa Berujung Penyesalan"

  1. Tanginas nih Cak sudah bikin tulisan malam-malam. . hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwk.. Gak juga mas.
      Udah buat dari maghrib tapi dijadwal jadi bisa pas waktunya. 😁

      Hapus
  2. bener banget sih pas SD gak yakin bisa lulus dan lanjut SMP, demikian pas di bangku SMP juga khawatir gak bisa lanjut SMA, apalagi ujian nasional SMA setresnya gak nanggung sampe kepikiran gak bisa lulus dari SMA. tapi semuanya akhirnya terlewati, akhirnya kuliah juga, wisuda juga, hidup aneh ya.

    BalasHapus
  3. Siapa sangka kita sampai di titik ini dan terus berjalan bersama sang waktu 💪😊

    BalasHapus
  4. Sesal juga adalah pelajaran dari pilihan. Agar esok lebih baik memilih jalan 🤗

    BalasHapus
  5. Sesal juga adalah pelajaran dari pilihan. Agar esok lebih baik memilih jalan 🤗

    BalasHapus
  6. Sesal juga adalah pelajaran dari pilihan. Agar esok lebih baik memilih jalan 🤗

    BalasHapus
  7. Itulah knp saya sekarang jarang milih, hehe manut pada pilihan-Nya 😊

    BalasHapus
  8. Iya juga, aku pernah merasakan deg2 an gitu, SD ragu bisa lulus gak ya? Sampai SMA ... Kecuali pas kuliah, udh tahu alurnya ... Tapi ya tetep deg2 an

    BalasHapus
  9. Begitu seringnya dengar sampai jadi mindset "mie instan yang jelas-jelas siap makan aja masih perlu di masak".

    BalasHapus
  10. Jika sudah terlanjur salah memilih bukan berarti terus diratapi, menyesal boleh sebatas untuk. mengambil pelajaran lalu coba memperbaiki apa yang salah, bisa juga dengan menerima dan mencoba ikhlas.

    BalasHapus
  11. Banyak banget tuh skarang, Cak. yg belum apa-apa udah bilang nggak bisa

    BalasHapus
  12. Gak boleh mengeluh, gak boleh malas, gak boleh suudzan, harus mau mencoba belajar pasti bisa pasti bisa .... 😭

    BalasHapus

Gunakan bahasa yang sopan, Anda sopan saya segan!
Mohon untuk tidak promo, kalau komentar Anda sesuai dengan isi postingan pasti saya kunjungi balik! Jangan spam!