Kesalahan, Si Bodoh Biarkan, Si Pintar Dapat Hinaan
Menjadi siswa yang dianggap pintar tak selamanya menyenangkan, apalagi ditambah dengan predikat siswa teladan yang tersemat diatas punggungnya, ia harus mampu sabar serta tabah dari sindiran dan cacian orang – orang disekitarnya, padahal masalahnya cuman satu yaitu melakukan kesalahan. Saat ia masih kecil dulu, banyak orang yang membantu membangkitkannya saat terjatuh, namun saat ia tumbuh menjelang dewasa, tak ada satupun keikhlasan hati yang mau tuk sekedar menopangya saat rapuh. Semua manusia pasti ingin menjadi pintar, tak ada manusia yang ingin menjadi manusia bodoh, bukan berarti juga yang pintar akan tau segalanya, terkadang si pintar seakan – akan dibunuh paksa dengan pernyataan “bukankah kau pintar, seharusnya kau tau!”, saat si bodoh melakukan kesalahan, apakah lantas dibiarkan saja karena ia bodoh?, pun juga untuk si pintar, apakah juga akan diam saja saat ia melakukan kesalahan sebab ia sudah pintar?, egois sekali diri kita, jika si bodoh butuh penyemangat dan nasehat, begitu pula dengan si pintar, bukankah kita tau mereka juga sama seperti kita –makhluk Tuhan yang lemah dan membutuhkan pertolongan orang lain.
Mengenai bodoh dan pintar saja di Negeri kita ini kenapa dipermasalahkan?, misalnya saat orang tua sedang marah, selalu saja mengatakan anak yang bodoh kepada anaknya, bukankah kita pernah mendengar dari Guru kita atau bahkan mengucapkannya sendiri bahwa : “tak ada orang yang pintar dan bodoh didunia ini, yang membedakan hanyalah seberapa keras usahanya”, kita pun sepakat bahwa semua manusia terlahir setara dan sama, tak ada manusia bodoh didunia ini, yang ada hanya mereka yang enggan tuk berusaha, dan yang terlihat malas terkadang malah mereka yang dianggap pintar. Terkadang pintar dijadikan tolak ukur keberhasilan anak bagi sebagian orang tua, sehingga si anak selalu dimanjakan, semua yang diinginkan selalu dikabulkan, dan sibodoh di cap sebagai manusia yang paling gagal didunia ini dan tak akan pernah berhasil, sebab sejak lahir sudah memiliki sifat mengerikan yang disebut “kebodohan”, padahal semua manusia tercipta dengan sifat bodoh dan diwajibkan untuk menghilangkan kebodonnya tersebut, sebab itulah Allah mewanti – wanti agar hambanya senantiasa belajar sejak dalam kandungan hingga ke liang lahat.
Rencana Tuhan memang tidak bisa ditebak, cobalah analisa mereka yang sudah sukses dan punya nama yang besar, terkadang malah tidak berpendidikan, sebagian dari mereka hanya menamatkan sekolah di bangku SD bahkan tidak sekolah sama sekali, ingatlah bahwa tak ada yang pintar didunia ini, yang ada hanyalah mereka yang ulet dan tekun dengan impiannya masing – masing, terkadang yang bodoh langsung bergerak, sedang yang pintar hanya belajar teorinya saja, mereka yang mengaku “pintar” diam saja dirubah zaman, sedang yang bodoh bergerak menuju perubahan yang lebih baik, misalnya adalah semakin pesatnya perkembangan teknologi yang semakin membuat kita malas bergerak, mereka yang mengunakan cara manual dan sederhana malah dibilang kuno, padahal dengan melarat atau rasa sulit akan membuat kita semakin paham bahwa hidup mengedepankan nafsu itu tidaklah baik, sebab pabila kita mendapatkan sesatu dengan cepat, maka akan cepat pula hilangnya.
Jika yang si pintar dan si bodoh yang dibiarkan ketika melakukan kesalahan, maka sebenarnya kita sedang membodohi diri sendiri, kalau sudah tau itu salah kenapa diam saja?, jika begitu berarti kita sama dengan keledai, yang sudah tau itu lubang masih saja diinjak, seharusnya kita mampu mengingatkan bukan malah dihina, yang lebih tua memberi nasehat kepada yang lebih muda, yang lebih muda juga mengingatkan jika yang lebih tua melakukan kesalahan, sebab manusia adalah tempat salah dan dosa, bisa jadi mereka yang melakukan kesalahan sedang lupa, dan terlebih lagi sesama muslim adalah saudara, jadi sudah seharusnya saling mengingatkan, dan ingatlah sabda Rasullah bahwa sebaik – baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
#komunitasonedayonepost #ODOP_6