Tak Harus Menjadi Orang Hebat
Pernah suatu ketika seorang sahabatku mencurahkan semua keluh kesahnya padaku, dia terlihat sangat gelisah saat menceritakannya, ia bercerita panjang lebar perihal cita – citanya yang ingin menjadi desainer, namun orang tuanya menginginkan ia menjadi seorang guru, aku mencoba untuk menenangkannya dan memberikan solusi, sudah menjadi hal alamiah bahwa setiap makhluk didunia pasti punya keinginan atau impian, bahkan ikan di lautan luas pun ingin sekali naik ke darat hanya untuk melihat kehidupan yang berbeda dari dalam air, aku sangat bersyukur sahabatku gelisah, sebab terkadang remaja se-usianya masih belum mempunyai impian atau tujuan dalam hidupnya, mereka tersesat kehilangan arah, engagan untuk berfikir mau dibawa kemana masa depannya sendiri, bagiku menjadi prestasi yang sangat membanggakan ketika seorang remaja merasa gelisah perihal masa depannya sendiri, itu menjadi tanda bahwa ia sudah mulai mengenal dirinya sendiri, walaupun terkadang jatuh pada keraguan.
Apa yang harus kita lakukan saat sedang mengalami hal seperti sahabatku itu?, tak perlu terlalu gelisah hingga mau bunuh diri, cukup siapkan waktu untuk sejenak berfikir dengan tenang, orang tua kita ingin menunjukkan perhatian dan rasa cintanya kepada kita, apa yang mereka pilih itu adalah hal yang baik, untuk itu seharusnya kita bersyukur masih disayangi dan diperhatikan orang mereka, jika memang tidak sesuai dengan minat dan bakat kita, maka beritahukan mereka dengan baik, tunjukkan dengan akhlak yang mulia, orang tua bukannya tidak percaya bahwa apa yang kita pilih tak mampu kita emban, hanya saja orang tua kita butuh kepastian, buat apa bersikukuh berkata ingin kuliah namun sekolah saja sering ogah – ogahan untuk belajar, jadi tunjukkanlah kepada mereka bahwa apa yang kita pilih memang jalan yang pantas untuk kita perjuangkan dan tak perlu lagi mereka ragukan, tetaplah dengarkan apa kata mereka, jangan sampai kita menyesal karena tidak menghiraukan nasehatnya, dan perlu kita ingat bahwa itu akan menjadi jembatan kita masuk neraka, bukankah kita sudah tau bahwa tidak akan mencium bau surga seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya.
Dalam sebuah kisah di film – film dan juga buku, diceritakan ada seorang gadis yang selalu mengikuti apa yang orang tuanya perintahkan meskipun hal itu menentang keinginannya sendiri, saat itu ia akan dinikahkan oleh seseorang yang sama sekali tak ia kenal apalagi ia cintai, ia berkata pada hati kecilnya bahwa sudah seharusnya ia mengikuti apa yang orang tuanya mau, sebab sejak kecil ia selalu di turuti keinginannya, sudah saat ia berbakti kepada orang tuanya, ia takut Tuhan murka jika ia menentang titah orang tuanya, sebab ia yakin bahwa ridhonya Allah bergantung pada ridhonya orang tua, dan murkanya Allah bergantung pada murkanya orang tua, maka menikahlah ia dengan seorang pria pilihan orang tuanya tersebut sebagai bentuk baktinya ia kepada orang tuanya.
Untuk membuat orang tua kita bahagia tak harus dengan mengwujudkan cita – cita kita menjadi apa yang kita mau, menjadi orang hebat atau memberikan emas segunung, cukup dengan turuti saja apa yang mereka mau, orang tua kita tak akan meminta sesuatu diluar batas mampu kita, malah terkadang mereka yang jauh lebih mengerti dengan diri kita ketimbang diri kita sendiri, bukankah kita tau bahwa tak ada orang tua yang akan menjerumuskan anaknya sendiri kedalam jurang, jadi buat apa masih engan untuk memenuhi perintah orang tua. Kembali lagi pada pembahasan paragraf kedua, bahwa apabila sudah yakin dengan pilihan kita, maka tunjukkan dengan akhlak mulia, bukan malah marah – marah dan bahkan mengumpat saat dinasehati, buktikan bahwa apa yang kita pilih adalah memang jalan yang mampu untuk kita emban, jangan jadi anak yang enggan untuk berkomunikasi dengan orang tua, dan jangan lupa untuk berdoa, sebab sematang apapun sebuah rencana tanpa berdoa sama seperti seonggok daging mentah tanpa bumbu.
#komunitasonedayonepost #ODOP_6