Masalah yang Tak Jadi Masalah
Setiap orang pasti punya masalah, tak ada ceritanya manusia yang hidup di dunia ini tidak punya permasalahan, dari kecil sampai dewasa pasti tak lepas dari yang namanya masalah, ketika bayi mengantuk, lapar dan lain - lain hanya bisa menangis belum bisa mengutarakan keinginannya dengan baik, saat dewasa pun tentunya banyak hal menjadi masalah, entah soal kondisi hidup misalnya ekonomi, pendidikan, interaksi sosial, agama, bahkan budaya dan adat istiadat.
Saat menemui permasalahan, entah disadari atau tidak, kita cenderung hanya fokus kepada masalahnya bukan mencari solusi atas masalah yang ada, kita lebih suka berfikir terlalu berlebihan apalagi sampai menyalahkan orang lain atas masalah yang kita alami, "Dia kok sudah punya mobil ya, aku kapan? , ah paling dia pake dukun, dia sudah menikah aku kapan ya? , panteslah kan dia anak orang kaya bebas mau nikahin siapa aja, dia kondisi hidupnya sudah mapan punya kerjaan yang nyaman aku gimana ya?, ah palingan pake orang dalem tuh ".
Padahal setiap orang ada porsinya masing - masing tergantung dari usaha yang dilakukan. Misalnya orang lain bisa punya mobil karena kerja kerasnya selama bertahun-tahun, kita saja yang tidak tau atau bahkan enggan mau tau, karena kita sudah terlalu termakan oleh pola fikir negatif yang kita buat sendiri.
Selama ini kita hanya fokus menilai orang lain, lalu bagaimana dengan diri kita sendiri, sudahkan kita menemukan kelebihan dan kekurangan diri kita sendiri?, bukankah kita tau bahwa yang harus kita maksimalkan adalah kelebihan yang kita miliki untuk menutupi kekurangan kita?, pantas saja selama ini kita selalu kehilangan arah karena kita belum mengenal diri kita sendiri, kita malah lebih suka menilai orang lain yang justru membuat kta semakin mengenalnya.
Kita ingin berhasil dan sukses seperti idola kita, Rasulullah misalnya, tapi kita hanya sekedar mengidolakan dan ingin seperti Beliau saja, tidak menelaah lebih jauh bagaimana cara Beliau menghadapi masalah, bagaimana Beliau menata hati ketika sedang gundah, sedang cemas, sedang marah dan kecewa, kita tidak peduli soal itu, yang terpenting mengidolakan saja itu sudah cukup.
Kita ingin seperti orang-orang hebat di luar sana, tapi yang kita ingin dan kita lihat hanya soal keberhasilan mereka sekarang, bukan bagaimana proses mereka bisa meraih itu semua, mereka juga sama seperti kita, --manusia biasa, tapi kenapa mereka jauh lebih sukses ketimbang kita?, apa yang salah dari kita?, bukankah mereka juga bisa sakit, bisa lelah, bisa marah dan kecewa?.
Mereka pasti sama dengan kita yang bisa merasa jenuh dan capek juga, tapi yang berbeda adalah cara mereka bisa mengontrol diri, bisa melewati masalah yang mereka hadapi, itulah kenapa mereka disebut orang yang hebat, mereka sudah mengenal dirinya sendiri, mereka tau kapan harus berhenti kapan harus melanjutkan lagi saat lelah meraih mimpi, lalu bagaimana dengan diri kita, sudahkah kita mengenal diri kita sendiri?, jangan - jangan selama ini kenapa kita sering mengalami kegagalan adalah karena kita belum tau siapa diri kita sebenarnya, yang kita tau selama ini saat kita capek kita berhenti tapi tidak tau kapan harus melanjutkan lagi dan akhirnya justru bermanja-manja dengan rasa malas, kita sendiri yang membuat batasan yang ujung-ujungnya malah menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain atas ketidak berhasilan kita.
Masalah yang tak jadi masalah adalah saat dimana kita bisa tetap tenang meskipun keadaan sedang tidak baik - baik saja, bukankah setiap permasalahan yang kita temui harus kita hadapi dengan ketenangan?, coba bayangkan apa yang akan terjadi jika memberontak bereaksi dengan emosi apalagi dengan emosi yang berlebihan?, lagian bukankah hidup butuh ketenangan?, jika masalah yang ada ditangani dengan cara baik bukankah hasilnya juga akan baik?, coba fikir dan telaah lagi!.